Rabu, 17 April 2013

KH Drs HM Sobron Zayyan MA: Ponpes Al Qur-aniyah Layaknya Ponpes Modern

Dalam waktu dekat, insya Allah Pondok Pesantren Al Qur-aniyah Ceger Pd Aren Tangerang akan mendirikan SMU. Karena 1-2 tahun dari sekarang, SMP Islam Terpadu Ponpes Al Qur-aniyah ini akan meluluskan siswa-siswinya generasi pertama. Tidak hanya itu, nampaknya obsesi KH Drs HM Sobron Zayyan MA (35) yang asli Ceger Pd Aren memang masih jauh. Misalnya dia ingin mempunyai Perguruan Tinggi Al Qur-aniyah. Di sini mahasiswanya mempelajari selain ilmu-ilmu al Qur-an, keIslaman dan ilmu-ilmu agama, juga dibahas teori dan praktik ilmu yang bermanfaat bagi masa depan para peserta anak didik.
Misalnya, HM Sobron menghendaki Ponpes Al Qur-aniyah nantinya punya nama besar, berkwalitas tinggi serta berkafasitas layaknya Pondok Pesantren Modern Darus Salam Gontor Ponorogo Madiun Jatim yang kesohor sejak lama itu. “Teman-teman dan saya di Yayasan Pendidikan Islam al Qur-aniyah ingin gema dan pengaruh Yayasan Pendidikan Islam Ponpes Al Qur-aniyah mampu membahana ke seantero wilayah NKRI (tingkat nasional)k,” urai HM Sobron kepada wartawan di kediamanya Senin pekan lalu.
“Dan, cita-cita ini jangan dibilang harapan yang terlalu melambung tinggi, suatu kesombongan atau  ketakaburan, tidak. Akan tetapi anggaplah ini sebagai letupan cita-cita seorang pengurus yayasan pendidikan Islam yang kepingin pesantrenya maju semaju-majunya. Seseorang itu boleh dong mempunyai cita-cita mulia. Karena bercita-cita yang bagus-bagus itu baik. Bukankah menyita-nyitakam memiliki pondok pesantren yang sangat maju itu baik?
“Kami juga ingin Ponpes ini mempunyai cabang di mana-mana. Dan semua cabangnya dipimpin para alumni jebolan Ponpes dan Komplek-Kampus Al Quraniyah Pusat. Kemudian ada pertanyaan, apakah semua cita-cita dan rencana ini bisa terealisasi atau tidak? Kita jawab, itu semua tergantung kesungguhan kita mengelolanya sejak sekarang. Bahwa ponpes Al Quraniyah ini seyogyanya makin bertambah eksis. Kehadiranya di tengah-tengah masyarakat sangat diterima. Itu karena ponpes amat kental berkaitan dengan dakwah Islam dan al Quran itu sendiri,” tambah HM Sobron Z MA yang telah pergi haji tahun 1991 silam.
“Kita juga mengetahui, al Quran pedoman kehidupan kita. Ponpes berupaya meramu inti ajaran Quran ke dalam masyarakat. Sehingga mereka tertarik memelajarinya. Bisa menggali sifat-sifat Allah Swt dari dalamnya. Saya berdoa, berusaha keras menyiptakan Ponpes Al Quraniyah memiliki TKI/TPA, MI/SDI, SMPIT dan SMU. Bahkan ke depan bila perlu kami bisa mendirikan PT (Perguruan Tinggi) Islam sekaliber PTIQ, IIQ Ciputat Jaksel. Tentu saja kalau Allah Swt meridhoi, merestui dan mengizinkan serta menghendaki semuanya itu berdiri. Kendati perguruan tinggi itu masih menginduk ke PTIQ atau IIQ,” tutur KH Drs HM Sobron Z MA yang berkeinginan membebaskan tanah ribuan M2 lagi di sekitar lokasi Ponpes Al Quraniyah.
Harini Ponpes Al Quraniyah memiliki 250 santriwan/wati mukimin dan mukimat serta PP (tidak mukim). Para santri berasal dari Lamongan, Tegal Jateng. Mereka datang juga dari Bekasi, Karawang, Depok, Cirebon, Bogor Jabar. Dan banyak pula dari Jakarta, Pandeglang, Rangkas Betung dan daerah lainya. “Kita mendisiplinkan para santri menguasai kaifiyat (cara-cara) membaca al Quran dengan baik. Harapan kami adalah para santri lebih pandai dan maju lagi dari yang lalu. Apalagi Ust Sobrok banyak bantuan para guru qiroat kelas juara nasional dan internasional (Muammar ZA, H Husein Husin Al Quraniyah Jl H Ridi Rw 03 Ulujami Jaksel, Drs HM Ali Pondok Alquran Alkawtsar Ulujami dan lain-lain),” urai Ust HM Sobron yang ahli qori. Sejak usia 11 tahun, Drs HM Sobron mengaji Quran, belajar qiroat dengan KH Muhasyar Barran Al Ikhwaniyah Ceger, Ust Muhajir, Ust Syarifuddin Muhammad, Ust Adli Nasution (qori nasional). HM Sobron kini lebih banyak melayani ceramah ketimbang sebagai qori (pembaca Quran). Ia mencapai S1 di PTIQ Ciputat
Jaksel tahun 1996. Dan meraih gelar S2 dari IIQ.
Membaca Quran berbeda dengan membaca selainya seperti tafsir, buku, majalah atau koran. Membaca buku-buku itu hanya menambah wawasan. Akan tetapi menelaah Quran, membacanya mengerti atau tidak, tetap bernilai ibadah kepada Allah Swt. Kata istilah al muta’abbadu bitilaawatihi, membacanya ibadah,” tuntasnya. Ponpes Al Quraniyah menerima santriwan-wati, siswa-siswi sejak harlah ke-14 tanggal 27 Mei 2007 lalu. Para santri bisa mukim di sini. Santri yatim dan dhuafa gratis. Para pelajar bisa mengikuti jenjang pendidikan SD-SMU bahkan perguruan tinggi. (rah)

http://madina.co.id/kesejahteraan-rakyat/475-kh-drs-hm-sobron-zayyan-ma-ponpes-al-qur-aniyah-layaknya-ponpes-modern.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar