Dalam waktu dekat, insya Allah Pondok Pesantren Al
Qur-aniyah Ceger Pd Aren Tangerang akan mendirikan SMU. Karena 1-2 tahun
dari sekarang, SMP Islam Terpadu Ponpes Al Qur-aniyah ini akan
meluluskan siswa-siswinya generasi pertama. Tidak hanya itu, nampaknya
obsesi KH Drs HM Sobron Zayyan MA (35) yang asli Ceger Pd Aren memang
masih jauh. Misalnya dia ingin mempunyai Perguruan Tinggi Al Qur-aniyah.
Di sini mahasiswanya mempelajari selain ilmu-ilmu al Qur-an, keIslaman
dan ilmu-ilmu agama, juga dibahas teori dan praktik ilmu yang bermanfaat
bagi masa depan para peserta anak didik.
http://madina.co.id/kesejahteraan-rakyat/475-kh-drs-hm-sobron-zayyan-ma-ponpes-al-qur-aniyah-layaknya-ponpes-modern.html
Misalnya, HM Sobron menghendaki Ponpes Al Qur-aniyah
nantinya punya nama besar, berkwalitas tinggi serta berkafasitas
layaknya Pondok Pesantren Modern Darus Salam Gontor Ponorogo Madiun
Jatim yang kesohor sejak lama itu. “Teman-teman dan saya di Yayasan
Pendidikan Islam al Qur-aniyah ingin gema dan pengaruh Yayasan
Pendidikan Islam Ponpes Al Qur-aniyah mampu membahana ke seantero
wilayah NKRI (tingkat nasional)k,” urai HM Sobron kepada wartawan di
kediamanya Senin pekan lalu.
“Dan, cita-cita ini
jangan dibilang harapan yang terlalu melambung tinggi, suatu kesombongan
atau ketakaburan, tidak. Akan tetapi anggaplah ini sebagai letupan
cita-cita seorang pengurus yayasan pendidikan Islam yang kepingin
pesantrenya maju semaju-majunya. Seseorang itu boleh dong mempunyai
cita-cita mulia. Karena bercita-cita yang bagus-bagus itu baik. Bukankah
menyita-nyitakam memiliki pondok pesantren yang sangat maju itu baik?
“Kami
juga ingin Ponpes ini mempunyai cabang di mana-mana. Dan semua
cabangnya dipimpin para alumni jebolan Ponpes dan Komplek-Kampus Al
Quraniyah Pusat. Kemudian ada pertanyaan, apakah semua cita-cita dan
rencana ini bisa terealisasi atau tidak? Kita jawab, itu semua
tergantung kesungguhan kita mengelolanya sejak sekarang. Bahwa ponpes Al
Quraniyah ini seyogyanya makin bertambah eksis. Kehadiranya di
tengah-tengah masyarakat sangat diterima. Itu karena ponpes amat kental
berkaitan dengan dakwah Islam dan al Quran itu sendiri,” tambah HM
Sobron Z MA yang telah pergi haji tahun 1991 silam.
“Kita
juga mengetahui, al Quran pedoman kehidupan kita. Ponpes berupaya
meramu inti ajaran Quran ke dalam masyarakat. Sehingga mereka tertarik
memelajarinya. Bisa menggali sifat-sifat Allah Swt dari dalamnya. Saya
berdoa, berusaha keras menyiptakan Ponpes Al Quraniyah memiliki TKI/TPA,
MI/SDI, SMPIT dan SMU. Bahkan ke depan bila perlu kami bisa mendirikan
PT (Perguruan Tinggi) Islam sekaliber PTIQ, IIQ Ciputat Jaksel. Tentu
saja kalau Allah Swt meridhoi, merestui dan mengizinkan serta
menghendaki semuanya itu berdiri. Kendati perguruan tinggi itu masih
menginduk ke PTIQ atau IIQ,” tutur KH Drs HM Sobron Z MA yang
berkeinginan membebaskan tanah ribuan M2 lagi di sekitar lokasi Ponpes
Al Quraniyah.
Harini Ponpes Al Quraniyah memiliki
250 santriwan/wati mukimin dan mukimat serta PP (tidak mukim). Para
santri berasal dari Lamongan, Tegal Jateng. Mereka datang juga dari
Bekasi, Karawang, Depok, Cirebon, Bogor Jabar. Dan banyak pula dari
Jakarta, Pandeglang, Rangkas Betung dan daerah lainya. “Kita
mendisiplinkan para santri menguasai kaifiyat (cara-cara) membaca al
Quran dengan baik. Harapan kami adalah para santri lebih pandai dan maju
lagi dari yang lalu. Apalagi Ust Sobrok banyak bantuan para guru qiroat
kelas juara nasional dan internasional (Muammar ZA, H Husein Husin Al
Quraniyah Jl H Ridi Rw 03 Ulujami Jaksel, Drs HM Ali Pondok Alquran
Alkawtsar Ulujami dan lain-lain),” urai Ust HM Sobron yang ahli qori.
Sejak usia 11 tahun, Drs HM Sobron mengaji Quran, belajar qiroat dengan
KH Muhasyar Barran Al Ikhwaniyah Ceger, Ust Muhajir, Ust Syarifuddin
Muhammad, Ust Adli Nasution (qori nasional). HM Sobron kini lebih banyak
melayani ceramah ketimbang sebagai qori (pembaca Quran). Ia mencapai S1
di PTIQ Ciputat
Jaksel tahun 1996. Dan meraih gelar S2 dari IIQ.
“Membaca
Quran berbeda dengan membaca selainya seperti tafsir, buku, majalah
atau koran. Membaca buku-buku itu hanya menambah wawasan. Akan tetapi
menelaah Quran, membacanya mengerti atau tidak, tetap bernilai ibadah
kepada Allah Swt. Kata istilah al muta’abbadu bitilaawatihi, membacanya
ibadah,” tuntasnya. Ponpes Al Quraniyah menerima santriwan-wati,
siswa-siswi sejak harlah ke-14 tanggal 27 Mei 2007 lalu. Para santri
bisa mukim di sini. Santri yatim dan dhuafa gratis. Para pelajar bisa
mengikuti jenjang pendidikan SD-SMU bahkan perguruan tinggi. (rah)http://madina.co.id/kesejahteraan-rakyat/475-kh-drs-hm-sobron-zayyan-ma-ponpes-al-qur-aniyah-layaknya-ponpes-modern.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar